Pontianak, InfoKalimantan – Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Sutarmidji melepas Truk Kebaikan yang merupakan bagian dari relawan gabungan untuk penanganan bencana banjir yang terjadi di beberapa daerah di wilayah Kalimantan Barat. Pelepasan Truk Kebaikan itu dilaksanakan di Pendopo Gubernur Kalbar, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kamis (28/10/2021)
Gubernur mengatakan bantuan yang disalurkan itu berasal dari relawan gabungan atau para donatur untuk daerah yang terkena banjir di Kabupaten Sintang. Ia berharap bantuan yang akan dikirim nantinya bisa sampai ke tujuan, terutama para korban yang terdampak.
“Sore ini kami akan melepas Truk Kebaikan untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Kabupaten Sintang dan sekitarnya yang saat ini mengalami bencana banjir. Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat. Untuk bantuan, kami juga menambahakan bantuan berupa beras, minyak goreng, air mineral, gula pasir, pampers dan bahan pokok lainnya,” ungkap Gubernur.
Sebagai informasi, untuk bantuan yang berasal dari Pemprov Kalbar telah disalurkan kepada daerah yang terkena banjir, salah satunya dengan menurunkan Tim Tagana dan dapur umum dari Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat, serta BPBD Provinsi Kalimantan Barat.
“Saya sudah perintahkan Wakil Gubernur bersama tim Tagana dari Dinas Sosial Prov Kalbar dan BPBD Prov Kalbar untuk meninjau secara langsung dan melakukan koordinasi bersama guna menyusun langkah penanganan banjir serta menginventarisir bantuan apa saja yang diperlukan di lapangan. Tidak hanya kebutuhan pokok, namun juga obat – obatan. Jika obat-obatan kurang, kami akan segera suplai dari pemprov kalbar, dan harus sesuai prosedur,” ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan laporan yang diterimanya untuk kondisi terakhir di daerah-daerah banjir sempat menggalami surut, namun beberapa hari yang lalu kembali hujan.
“Kondisi air sempat surut, tapi kemarin hujan lagi khususnya pada wilayah Sintang, Kapuas Hulu, Melawi dan Sanggau,” paparnya.
Gubernur pun berencana akan melakukan pengiriman surat ke Kementerian PUPR guna melakukan pengerukkan di muara sungai kapuas agar dapat meminimalisir resiko banjir yang terjadi.
“Saya akan menyurati Kementerian PUPR untuk dapat melakukan pengerukan alur Kapuas terutama d wilayah muara. Perkiraan saya dua tahun ini tidak pernah di keruk sehingga sedimentasinya tinggi, arus keluar air juga menjadi lamban, sehingga harus ada pengerukan di muara di alur kapuas. Dulu waktu di Pelindo tiap tahun dikeruk, namun untuk saat ini mungkin sudah 2-3 tahun tidak ada pengerukan. Itu mungkin menjadi salah satu penyebab pendangkalan alur Kapuas,” tutup Gubernur.