Pontianak, InfoKalimantan – Bupati Sambas Satono didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sambas, Yunisa Satono beserta kepala OPD terkait, melakukan panen perdana sayuran yang ditanam oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Rose di Desa Tambatan, Kecamatan Teluk Keramat, Minggu (28/11/2021).
Satono mengaku, di masa pemerintahan Satono-Rofi, Pemda Sambas sedang konsen mengeksplorasi produk unggulan lokal di desa-desa melalui programm One Village One Product (OVOV). Hal itu bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di tengah situasi pandemi Covid-19.
“Lebih dari 70 persen masyarakat Sambas adalah petani, artinya kenceng periok orang Sambas adalah pertanian. Saya dan Pak Wakil Bupati benar-benar ingin menggali potensi lokal yang ada. Saya tidak mampu dan tidak tahu apa saja potensi yang ada di 163 desa di Sambas, oleh sebab itulah peran pemerintah desa sangat penting,” Satono mengungkapkan.
Pihaknya meminta, Desa Tambatan menjadi role model, atau percontohan bagi desa lain dalam membudidayakan sayur-sayuran. Jika kita mau maju, maka kita memang harus mulai dari hal-hal kecil. Asalkan ada semangat, ada kemauan, pasti bisa.
“Semangat maju itulah yang harus dijaga terus menerus. Saya minta Tambatan harus menjadi kampung yang maju dan Berkemajuan. Kami pemerintah daerag akan mendukung sepenuhnya,” katanya.
Orang nomor satu di Kabupaten Sambas itu mengatakan, pemerintah harus hadir ditengah-tengah petani untuk mendukung keberlangsungan sektor pertanian. Mulai dari kabupaten, kecamatan sampai desa.
Tidak hanya itu menurutnya , peran PPL juga harus aktif dalam mendampingi petani. Kemudian petani juga demikian, apapun yang menjadi keluhan petani seperti hama, penyakit tanaman dan sebagainya, harus dikonsultasikan ke PPL.
“Walaupun PPL kita terbatas, tapi harus tetap bekerja semaksimal mungkin, apa yang bisa dilakukan harus segera, dalam mendapingi petani jangan ditunda-tunda lagi. Supaya sektor pertanian kita benar-benar mampu mengangkat ekonomi masyarakat di masa pandemi saat ini,” katanya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Sambas, Yunisa Satono berpesan, keberadaan ibu-ibu rumah tangga harus eksis, jangan mau kalah dengan laki-laki dalam berinovasi dan menuangkan ide-ide kreatifnya. Apalagi menurut dia, menanam sayur di pekarangan itu sangat mudah, bisa dilakukan ibu-ibu di waktu senggang, supaya bisa mendukung pangan keluarga.
“Ibu-ibu harus aktif di sektor pertanian. Melalui KWT inilah wadah agar bisa bergerak bersama dalam bercocok tanam. Mulai dari hal kecil seperti menanam sayur di pekarangan. Hal itu sudah mampu memenuhi sandang dan pangan keluarga,” tukasnya.