Pontianak, InfoKalimantan – Stasiun Klimatologi Mempawah memprediksikan fenomena La Nina akan terjadi dari November 2021 hingga Maret 2022. Kondisi ini menimbulkan cuaca ekstrem, sehingga masyarakat diimbau untuk waspada.
“Saat la nina, curah hujan bisa meningkat 20 sampai 40 persen. Kondisi ini bisa sampai Maret 2021,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah, Luhur Tri Uji Prayitno, Kamis (2/12/2021).
“Pemerintah daerah bisa menyampaikan ini ke masyarakat. Seperti para petani, dan daerah-daerah yang sering langganan banjir karena ada peningkatan curah hujan,” sambungnya.
Daerah yang mengalami peningkatan curah hujan yang besar antara lain Kota Singkawang, Pontianak, Kabupaten Landak, Sanggau, Sintang, Kubu Raya dan Kayong Utara. Peningkatan curah hujannya bahkan lebih dari 40 persen dari biasanya.
Sementara jika dilihat pada bulan Januari 2022 peningkatan curah hujan itu terjadi di Kabupaten Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu dan Melawi. Peningkatan juga mencapai 40 persen.
Luhur menambahkan diprediksi setelah Maret kondisi akan mulai mereda. Curah hujan yang semulanya mengalami peningkatan mulai menurun.
“Memang ada mereda tapi masih ada daerah yang mengalami peningkatan. Seperti Kabupaten Sintang, Kayong Utara, Kubu Raya dan Ketapang. Peningkatan masih mencapai 40 persen,” kata Luhur.
Ia melanjutkan fenomena La Nina sendiri merupakan siklus cuaca yang terjadi di Samudera Pasifik. Namun pengaruhnya terasa hingga Indonesia, termasuk Kalimantan Barat.
“Secara garis besar dapat meningkatkan jumlah curah hujan,” ujar Luhur.
“Peningkatan curah hujan itu perlu diwaspadai. Dampaknya bisa saja menyebabkan banjir pada daerah dengan topografi rendah dan resapan air yang sangat kurang,” sambung Luhur.
Fenomena ini ditambahkan Luhur tidak ada siklus yang pasti. Bisa saja terjadi dalam kurun waktu dua atau tiga tahun.
“Tapi beberapa tahun belakangan ini fenomena la nina dan el nino sering berganti. Tahun 1998 pernah terjadi el nino, kekeringan dan tidak hanya di Kalbar saja,” sambung Luhur.
Sementara jika melihat dalam beberapa tahun ke belakang. Mulai tahun 2019 dan 2020. Untuk tahun 2020 fenomena terjadi di pertengahan tahun. Sementara tahun 2021 terjadi di penghujung tahun.
“Biasanya la nina jika level sampai kuat dan akan diikuti el nino,” tutupnya.