Pontianak, InfoKalimantan – Kalimantan Barat belum ada yang memenuhi untuk pembelajaran tatap muka (PTM) 100%, karena syaratnya cukup besar. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat mencatat untuk untuk Vaksinasi dosis kedua bagi tenaga pendidik dan kependidikan sudah tercapai di atas 80%, namun syarat yang kedua Vaksinasi dosis dua Lansia tingkat Kabupaten Kota yang harus di atas 50% banyak yang belum tercapai.
“Memang kalau kita lihat angkanya cukup berat, bahkan Vaksinasi dosis dua Lansia di Kota Pontianak saja per tanggal 5 Januari 2022 baru mencapai 43,94% dan Singkawang 37,71%, sementara yang lainnya masih di bawah 30%,”jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Sugeng Haryadi di Pontianak, Kamis (6/1/2022).
Akan tetapi untuk dosis Satu Lansia sudah ada 4 Kabupaten dan Satu Kota yang sudah di atas 50%, yaitu Kabupaten Landak, Kapuas Hulu, Sekadau dan Sintang, sedangkan kota baru Pontianak, karena Kota Singkawang Vaksinasi Satu untuk Lansia masih di bawah 50%, Vaksinasi dua j sudah 37%. Menurut Sugeng Haryadi, hal itu tidak bisa menjadi syarat yang ditentukan oleh SKB 4 Menteri.
“Di Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak masuk level B dengan menerapkan pembelajaran kapasitas 50% dengan maksimal 6 jam pelajaran. Di daerah lainnya ada yang di level C dengan kapasitas 50% dan maksimal 4 jam pembelajaran, karena rata-rata capaian Vaksin untuk Lansia, kecualai di daerah terpencil terluas boleh melaksanakan PTM 100% tetapi maksimal juga masih 6 jam pembelajaran.
Sugeng menjelaskan, untuk persiapan Dinas Pendidikand dan kebudayaan Kalbar sendiri dalam mempersiapkannya sudah melaksanakan rapat virtual dengan seluruh kepala sekolah SMA, SMK, SLB Negeri dan Swasta se Kalbar.
”Intinya kita berusaha untuk menyiapkan, terutama sarana prasarana pendukung yang saya sampaikan yaitu di sekolah harus menambah peralatan untuk nanti dilaksanakan pembelajaran 100%, diantaranya jumlah thermogan harus ditambah, jumlah wastafel tempat cuci tangan harus ditambah, termasuk peningkatan kebersihan sanitasi dan menjaga sirkulasi udara serta kebersihan toilet,”ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar ini mengakui untuk penentuan pembelajaran tatap muka yang menjadi tolok ukurnya adalah pencapaian Vaksinasi Lansia yang harus terus dikejar. Digunakannya vaksinasi Lansia ini karena tergolong rentan penularan, sehingga pemerintah dalam hal ini bersama Kemenkes, Kemendagri, Kemenag dan Kemendikbud mensyaratkan Lansia di Kabupaten Kota dosis dua-nya 50% baru bisa pembelajaran tatap muka 100% dengan durasi waktu pembelajaran selama 6 jam.