Sembahyang Kubur, Gubernur Batasi Warga Diluar Kalbar

  • Whatsapp
Pakons Hotel

Pontianak, InfoKalimantan – Ritual Sembahyang Kubur bagi masyarakat Tionghoa biasanya di mulai pada Bulan Maret hingga April, tidak terkecuali bagi warga Tionghoa di Kalimantan Barat. Meski masih dalam situasi pandemi Covid 19, ritual ini disarankan lebih baik ditunda, untuk mencegah meningkatnya keterjangkitan karena Covid 19.

Mengingat, pelaksanaan sembahyang kubur di mulai pada 20 Maret ini, pastinya tidak luput dari mobilitas masyarakat yang akan mengalami peningkatan. Karena Sebagian besar Warga Tionghoa yang berada di luar Kalbar, akan kembali ke Kalbar untuk melaksanakan ritual ini bersama keluarga.

Menyikapi hal ini, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menghimbau, agar warga yang berada diluar agar menunda melaksanakan ritual di lokasi Sembahyang Kubur terlebih dahulu.

“Jikapun tetap melaksanakan, maka harus mentaati aturan pembatasan dua orang saja. Saya juga menghimbau kepada pihaknya Yayasan agar tidak memobilisasi warga untuk melaksankan ritual di lokasi, dan mengupayakan agar ritual dilakukan dirumah masing-masing,” tegasnya, Selasa (8/3/2022).

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Hary Agung Tjahyadi mengatakan bahwa imbauan Gubernur telah sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19, yakni mengurangi mobilitas. Menurutnya, apabila terjadi peningkatan mobilitas, maka pelaku perjalanan juga akan tetap meningkat, sehingga resiko penularan sudah pasti meningkat pula.

“Kalau mobilitas masyarakat tetap meningkat, pelaku perjalanan tetap meningkat, risiko penularan tentu juga akan meningkat. Kasus konfirmasi tentu juga akan meningkat,” jelasnya.

Dilihat dari data yang ada, dan melihat kecenderungan pada masa-masa libur, beberapa hari kemudian akan terlihat kenaikan kasus konfirmasi. Hal ini tambahnya perlu dipahami oleh masyarakat termasuk mengenai sembahyang kubur ditengah pandemi. Sementara tren kasus konfirmasi di Kalbar belum mengalami penurunan.

“Pak Gubernur mengimbau agar masyarakat berdoa dari rumah. Mohon ini disikapi dengan bijak. Karena situasi yang kita hadapi bukan dalam keadaan normal. Masih pandemi, apalagi Kalbar ini belum ada tren penurunan kasus, risiko penularan masih tinggi,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *