Pontianak, InfoKalimantan – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalbar Syarif Kamaruzaman mengatakan kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat mestinya tercukupi. Hal ini dilihat dari pola konsumsi dari data BPS bahwa konsumsi per kapita minyak goreng Kalbar per orang 0,6 kilogram.
“Jika dengan jumlah penduduk 5,4 juta jiwa maka didapatkan kebutuhannya 4.150 ton per bulan,” katanya, Rabu (30/3/2022).
Kamaruzaman melanjutkan kebutuhan itu bisa terpenuhi jika dibandingkan dari produktivitas perusahaan minyak goreng di Kalbar. Sebagai perusahaan yang memproduksi minyak goreng, produktivitasnya sekitar 500 ton per hari. Jika dihitung sebulan maka produksinya mencapai 15 ribu ton per bulan.
“Sekitar 70 persen produksinya untuk kebutuhan pangsa pasar di Kalimantan Barat,” Kamaruzaman. Menurut Kamaruzaman, berdasarkan data KSOP Pontianak data perdagangan antar pulau untuk komoditi minyak goreng sampai Februari 2022 yang didistribusikan ke Kalbar 1.507 ton. Namun ia juga mengakui di lapangan masyarakat masih kesulitan memperoleh minyak goreng curah maupun kemasan.
“Data itu harusnya ketersediaan migor aman dengan jumlah produksi dari perusahaan dalam kondisi normal bisa memenuhi kebutuhan minyak goreng Kalbar,” kata Kamaruzaman. Kamaruzaman menjelaskan pihaknya sudah melakukan beberapa langkah untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan stok bahan pokok. Termasuk minyak goreng. Seperti mengintensifkan pemantauan untuk memastikan kebutuhan tercukupi. Kemudian berkoordinasi dengan pemkab/pemkot dan inspeksi mendadak ke pasar-pasar tradisional dan modern.
“Kami juga melakukan pendekatan dan koordinasi dengan pelaku usaha agar tidak menaikkan harga bahan pokok, dimana saat ini tiba-tiba melebihi HET dan harga acuan penjualan ditingkat konsumen,” jelas Kamaruzaman. Selain itu Kamaruzaman juga memastikan harga harga kebutuhan pokok masih relatif stabil meskipun ada beberapa yang mengalami kenaikan harga. Seperti gula pasir, dari HET Rp12.500 menjadi Rp14.500.
“Untuk harga daging sapi, ayam, dan telur ayam ras, selalu fluktuatif bila menjelang hari besar keagamaan,” tutupnya.