Pontianak, InfoKalimantan – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Provinsi Kalimantan Barat memprediksikan kondisi produk ternak yang menjadi konsumsi pangan pendudukan Kalbar selama bulan suci Ramadhan dan jelang Idul Fitri 1443 Hijriyah secara keseluruhan aman. Untuk daging ayam tersedian cukup selama April-Mei 2022, begitu juga telur dapat dibilang mendekatai cukup.
“Untuk terlur ini antara ketersediaan dengan konsumsi hanya selisih kurang lebih 100 ton dari biasanya dipenuhi dari pemasukan tambahan dari luar,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, Muhammad Munsif di Pontianak, Rabu (20/4/2022).
Munsif mengakui tidak semua produk ternak dan turunannya dapat dipenuhi dari wilayah Kalbar.
“Mengenai daging sapi, Kalbar sebagaimana Nasional masih mengalami deficit dimana kebutuhan daging sapi tahunan kita sekitar 5.622 ton, dan kebutuhan daging sapi khususnya tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh populasi yang ada di kalbar dan masih harus mendatangkan Sebagian pasokan dari luar,” ujarnya.
Munsif memprediksikan kebutuhan daging sapai untuk April 2022 sekitar 80-an ton, dan nanti akan berbeda saat menjelang Idul Fitri dimana tradisi berkumpul keluarga dalam jumlah Panjang adanya tamu dan segala macam akan terjadi peningkatan konsumsi dua kali lipat pada saat bulan Ramadhan yang hampir mendekatan 700 ton.
Dengan total kebutuhan konsumsi sebesar 5.500 ton per tahun, ekuaivalen dengan kebutuhan pemotongan sekitar 37 ribu ekor sapi, dan angka ini tentu tidak bisa dipenuhi seluruhnya dari Kalbar. Karena jika seluruhnya dari Kalbar tentu saja populasinya akan menurun drastis dan habis.
“Kita harus menjaga kondisi populasi kita dan yang dipotong hanya yang jantan saja, sehingga kita masuh memerlukan pemasukan, yaitu dari Madura maupun yang terakhir ini kita datangkan langsung dari NTT dengan menggunakan jalur kapal tol laut,” tuturnya.
Ia mengatakan paling tidak untuk awal-awal bulan Ramadhan kemarin, Kalbar sudah masukkan kurang lebih 2.500, sehingga rata-rata pemasukan satu tahun itu bisa mencapai sekitar 25.000 dan sisanya dipotong dari sapi lokal Kalbar.
Sedangkan untuk kebutuhan telur satu bulan saja di Kalbar bisa dibilang relative stabil diangka 5.300 ton, dimana ketersediaan Kalbar terutama 95 diandalkan dari produk lokal yang mampu berada diangka 5.200 ton.
Melihat dari kebutuhan, sepanjang ada operasi penagakkan Perda melarang pemasukan secara illegal telur-telur yang selama ini didatangkan dari luar Kalbar dan rata-rata bisa memasukkan sekitar 300-400 ton per bulan.
Kali ini kita akan mengalami sedikit deficit, sehingga dari sisi harga terjadi kenaikan dari diawal Ramadhan harag telur hanya sekitar 2.000-5.000 ribu di tingkat konsumen sekarang bergerak naik diangka Rp30.000, namun kenikan ini masih dalam batas wajar.
“Jelas untuk ketersediaan cukup, hanya harga saja mungkin sesuatu yang fenomenal mendakati lebaran banyak kebutuhan orang-orang membuat kue dan persiapan kegiatan-kegiatan ibadah yang lebih intensif sehingga meningkat,” jelasnya.
Sementara untuk daging ayam di Kalbar bisa dibilang aman dengan produksi sekitar 6.300 ton dengan kebutuhan hanya 5.300 ton sehingga masih surplus hampir sekita 1.000 ton dan aman hingga awal Mei pada saat Idul Fitri.
“Indikasinya harga di awal puasa cukup tinggi per kilonya, yaitu 1 Kg Karkas itu sekitar Rp40.800 an dan saat ini trendnya menurun menjadi hanya Rp37.900,” pungkas Munsif.