Pontianak, InfoKalimantan – Tradisi Robo-robo yang dilaksankan setiap tahun memiliki nilai-nilai positif yang patut untuk di junjung tinggi. Khususnya untuk melestarikan budaya daerah yang telah diwariskan secara turun temurun.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ketapang Samson Nopen menjelaskan, nilai-nilai pada tradisi robo-robo ini diantaranya terdapat nilai sejarah dan nilai tradisi, ini merupakan sejarah masyarakat Melayu Kalimantan Barat yang pernah terjadi dimasa lampau.
“Acara robo-robo adalah acara napak tilas atau untuk mengenang kembali kedatangan Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan di Kabupaten Ketapang ke Kerajaan Mempawah di Kabupaten Mempawah pada tahun 1448 H/1737 M,” jelasnya.
Opu Daeng Manambon dan Putri Kesumba berlayar bersama 40 rombongan perahu dari Ketapang ke Kuala Mempawah. Ketika Opu Daeng Manambon tiba di Kuala Mempawah, seluruh masyarakat menyambut gembira bahkan sampai dipasang kain warna warni di setiap rumah penduduk.
“Berdasarkan dari kisah tersebut, masyarakat Kabupaten Ketapang yang secara historis memiliki Kerajaan Matan juga melakukan hal yang sama. Acara robo-robo selalu diselenggarakan oleh masyarakat Ketapang pada setiap hari rabu terakhir di bulan safar, dengan spirit yang sama yaitu napak tilas sejarah dan juga untuk menjalin silaturahmi,” lanjutnya.
Nilai tradisi dalam acara robo-robo ialah Ritual Mandi Safar. Mandi Safar yang dilakukan untuk menjauhkan diri dari bala atau mara bahaya.
“Tujuan Mandi Safar ialah untuk membersihkan diri, membuang segala keburukan hati yang kotor dan memohon keselamatan atas bala atau musibah pada bulan Safar. Bala bencana harus dihindari dengan selalu memohon ampun kepada tuhan yang maha esa,” ungkapnya.
Samsol Nopen melanjutkan, tradisi ritual robo-robo awalnya hanya dilakukan oleh masyarakat Suku Melayu yang berdiam di sekitar Kuala Mempawah. Seiring dinamisnya zaman, ritual robo-robo akhirnya sekarang hampir dilaksanakan oleh seluruh warga Kalimantan Barat di berbagai wilayah.
“Robo-robo bukan sekadar budaya masyarakat Kalimantan Barat tetapi robo-robo juga mengandung esensi warisan sejarah dari leluhur masa lampau,” tutupnya.
Robo-robo merupakan aset budaya Kalimantan Barat asal Kabupaten Mempawah dan menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 27 Oktober 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan sejak saat itu masuk dalam kalender wisata nasional dan menjadi agenda wisata budaya setiap tahunnya.