Pontianak, InfoKalimantan – Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (LSDA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hidayat mengatakan untuk mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat, PT Smart Cakrawala Aviation sukses melakukan pembasahan lahan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Saat ini TMC menjadi salah satu kegiatan riset modifikasi cuaca di Pusat Riset LSDA-BRIN. TMC ini menjadi alat yang efektif dalam peningkatan air danau, dan tinggi muka air atau pembasahan lahan untuk mencegah kebakaran hutan. Dalam kegiatan ini BRIN memberikan supervisi atau pendampingan kepada Smart Aviation, melalui perekayasa ahli utama di bidang TMC dari BRIN,” kata Hidayat usai membuka kegiatan TCM di Landasan Udara TNI AU, Supadio, Pontianak Kalbar, Rabu (7/6/2023).
Hidayat mengatakan dalam rangka menghadapi musim kemarau tahun 2023 yang di prediksi akan lebih kering karena dampak dari El-Nino, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memitigasi bencana karhutla dengan melakukan pembasahan lahan gambut melalui pemanfaatan potensi awan di wilayah Kalbar.
Menurutnya, berdasarkan surat instruksi dari Kepala BNPB nomor B-253 /KA BNPB/PD.01.04/05/2023 tanggal 19 Mei 2023 memberikan kepercayaan kepada PT. Smart Cakrawala Aviation operator TMC swasta untuk melaksanakannya.
“Kegiatan TMC dalam rangka Siaga Darurat Bencana Asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023. Operasi penerbangan TMC dimulai pada hari Rabu (24/5) selama 15 hari ke depan tepatnya Rabu (7/6), dan penerbangan dilaksanakan dari Posko yang ditempatkan di pangkalan udara TNI AU Supadio Pontianak Kalbar,” tutur Hidayat.
Sementara itu, Deputi 2 Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Abetnego Panca Putra Tarigan menyatakan kerugian akibat bencana karhutla 2019 menurut data BNPB mencapai Rp75 triliun, oleh karena itu upaya mitigasi karhutla menjadi sangat penting.
“Kami selaku Staf Kepresiden mendukung penuh mitigasi Karhutla sesuai arahan bapak presiden yang selalu menekankan bahwa pentingnya upaya pencegahan bencana karhutla,” ungkap Abetnego.
Terkait hal itu, Komandan Lanud Supadio Marsekal Pertama Prasetiya Halim menyampaikan pihaknya siap mendukung penuh seluruh kegiatan operasi teknologi modifikasi cuaca di Kalbar
Kasubdit Dukungan Pengarahan Logistik dan Peralatan BNPB, Tono Sumarsono menambahkan penanganan bencana kebakaran hutan memang menjadi prioritas utama dari BNPB, selain melakukan pemadaman di darat, upaya mitigasi dengan cara pembasahan lahan melalui TMC juga menjadi hal yang penting.
“Kegiatan TMC ini dilakukan selama 15 Hari keK depan mengingat potensi awan masih ada sebelum memasuki musim kemarau,” tutur Tono.
Perekayasa ahli utama bidang modifikasi cuaca di BRIN, Samsul Bahri yang melakukan pendampingan pada pelaksanaan operasi TMC, mengungkapkan wilayah Kalbar mulai terlihat dampaknya seperti hotspot yang berkurang, kondisi kemudahan terbakar perlahan menuju aman, dan tinggi muka air lahan gambut meningkat.
“Kondisi ini diharapkan sampai hari terakhir kami bisa terus melakukan penyemaian pada awan-awan potensial sehingga bencana Karhutla di Kalbar bisa terhindari,” pungkas Samsul.