Pontianak, InfoKalimantan – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Barat, Hermanus mengatakan saat ini pihaknya terus meningkatkan kualitas Pusat Sertifikasi Tenaga Kerja UPT Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja Kalimantan Barat dengan mengembangkan paket pelatihan ketenagakerjaan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
“Untuk fasilitas yang tersedia di pusat sertifikasi ini meliputi beberapa workshop seperti mekanik dan las, otomotif, serta listrik. Semua fasilitas ini merupakan hasil dari Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah perusahaan dan organisasi yang mendukung pengembangan tenaga kerja,” kata Kepala Disnakertrans Kalbar Hermanus Hermanus di Pontianak, Selasa (9/7/2024).
Selain itu, katanya, pusat pelatihan ini juga memiliki asrama dengan kapasitas 26 kamar yang dapat menampung hingga 52 orang peserta pelatihan. Ke depan, pengembangan asrama ini akan terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kenyamanan.
Dia mengatakan, pihaknya juga berkomitmen untuk terus melakukan transformasi dan revitalisasi guna mengembangkan balai pelatihan ini.
“Pihak swasta diharapkan dapat menjadi mitra strategis dalam upaya mengurangi tingkat pengangguran terbuka, yang berdasarkan data BPS tercatat sebesar 4,2 persen pada Februari 2022 dan 4,5 persen pada Februari 2023,” katanya.
Hermanus mengungkapkan bahwa berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran di provinsi ini hingga Februari 2023 berkurang sebanyak 10,14 ribu orang.
“Membaiknya kondisi perekonomian saat ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4,6 ribu orang, dan hal ini mendorong berkurangnya pengangguran sekitar 10,14 ribu orang. Ekonomi Kalbar pada Triwulan I 2023 tumbuh sebesar 4,65 persen (YoY),” tuturnya.
Dia juga menjelaskan bahwa saat ini terdapat 4,17 juta penduduk usia kerja di Kalbar, dan 2,86 juta di antaranya adalah angkatan kerja. Dari angka tersebut, sekitar 2,73 juta orang sudah bekerja.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun karena kondisi ketenagakerjaan semakin membaik seiring dengan penguatan ekonomi,” jelasnya.
Selain itu, Hermanus menyebutkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) berdasarkan jenis kelamin dari Februari 2020 hingga Februari 2023 menunjukkan peningkatan pada penduduk laki-laki, sementara pada penduduk perempuan mengalami penurunan.
“Pada Februari 2023, dari 2,73 juta penduduk yang bekerja, buruh/karyawan/pegawai masih mendominasi dengan andil mencapai 39,72 persen,” pungkasnya.