Pontianak, Infokalimantan – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mencatat terdapat tiga daerah kabupaten/kota sudah terdeteksi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yaitu Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sanggau.
Siaran pers BPBD Kalbar, Senin (17/2/2025), Ketua Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, mengatakan, dari ketiga kabupaten/kota itu, sebaran titik panas (hotspot) terbanyak ada di Kabupaten Kubu Raya yang tersebar di lima titik di tiga kecamatan.
“Lokasi itu diantaranya, Desa Pematang Tujuh, Kecamatan Rasau Jaya, Sekunder C, Kecamatan Rasau Jaya, Parit Sembin, Kecamatan Sungai Raya, Parit Buluh Kecamatan Sungai Raya dan Desa Durian, Kecamatan Sungai Ambawang,” kata Daniel.
Daniel menambahkan, di Kota Pontianak titik api terpantau di jalan Perdana, sementara di Kabupaten Sanggau, titik api terpantau di jalan Teratai, Kelurahan Sungai Sengkuang, Kecamatan Kapuas.
“Secara umum, kebakaran yang terjadi di dua kabupaten dan satu kota ini, masih kita prediksi karena kelalaian warga kita yang membakar sampah yang ditinggalkan, sehingga material-materialnya ditiup angin kencang dan bertebaran di semak belukar yang memang kondisinya sudah kering dan kondisi ini memudahkan terjadinya kebakaran yang cukup luas,” terang Daniel.
Ia menuturkan, berdasarkan informasi dari BPBD Kabupaten Sanggau, karhutla yang terjadi di daerah itu disebabkan adanya warga yang membuka lahan untuk menanam tebu, namun lahan yang dibakar itu ditinggalkan sehingga memicu terbakarnya area-area di sekitarnya.
Menurutnya, untuk mencegah terjadinya karhutla yang sering terjadi setiap datangnya musim panas ini diperlukan mitigasi bencana, baik secara struktural maupun nonstruktural.
“Adapun mitigasi struktural yang akan kami lakukan biasanya dengan merekayasa cuaca dengan membuat hujan buatan, mengaktifkan embung dan parit sebagai sumber air. Selain itu, tentunya kami juga akan melakukan patroli darat di daerah-daerah yang rawan bencana asap,” ujarnya.
Ia mengatakan, patroli darat ini sudah dilakukan sejak bulan Januari ketika terjadinya bencana banjir, sampai hari ini BPBD Provinsi Kalbar dan BPBD kabupaten/kota lainnya juga terus melakukan patroli darat untuk memantau daerah-daerah yang rawan terjadinya karhutla.
“Patroli ini dilakukan, karena berdasarkan data BMKG Kelas 1 Pontianak, sejumlah wilayah di Kalbar berpotensi terjadinya karhutla. Untuk itu, kami mengimbau kepada warga untuk bersama-sama kita menjaga daerah kita dari musibah bencana karhutla,” pungkasnya.(red)