PLN Bantu UMKM Batik Tulis Singkawang

  • Whatsapp
Pakons Hotel

Pontianak, InfoKalimantan – Perusahaan Listrik Negara atau lebih familier dengan PLN sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, terlebih untuk menunjang berbagai sector usaha masyarakat. Bahkan keberadaan listrik selain menjadi sumber energy untuk penerangan dan peralatan elektronik, juga telah memudahkan di sector usaha, baik skala besar maupun skala kecil seperti UMKM.

Sebut saja Priska_kote Singkawang yang bergerak di bidang usaha Batik tulis dan oleh-oleh, tidak terlepas dari peran listrik PLN yang terbukti telah memudahkan pengerjaan usaha batik yang efektif dan efisian dengan kualitas lebih baik.

“Dengan menggunakan listrik sebagai energi panas sangat membantu karena lebih cepat, dan yang jelas controlling panas lebih mudah, karena kalau pakai kompor minyak tanah biarpun api paling kecil kita tidak bisa mencegah panasnya, tetapi dengan menggunakan kompor listrik ini ada suhunya, kalau kepanasan kita kecilin, kalau dia sudah mulai dingin kita gedein,”jelas pemilik batik Kote Singkawang, Kamis lalu.

Kemudian kata Priska, kalau sudah menggunakan kompor listrik sudah tahun titik stabil panasnya, tidak seperti ketika menggunakan kompor minyak tanah untuk menstabilkan panas harus ditiup.

“Dari sisi produktivitas jelas lebih enak menggunakan listrik lebih bagus, karena terlalu panas goresannya akan melebar jadi cantingannya tidak bisa halus,”tuturnya.

Priska mengakui dari beberapa kampong batik yang dibukanya ada yang masih menggunakan kompor minyak tanah karena di tempat terbuka yang tidak ada listriknya.

Tiga penjuru sebenarnya tiga gerbang utama masuk wilayah kota Singkawang, di situlah kita bangun Kampung batik dengan adab yang berbeda, di Sedau dia dengan adat Melayu Pisisirnya, kemudian di timur sana dengan Dayaknya yang ada pencampuran Dayak dan China kemudian di barat kita bangun disini Urban.

Ketika ditanya tentang harga batiknya, Priska mengatakan antara Rp300 ribu hingga Rp3 juta, dan yang paling banyak terjual adalah motif tiga penjuru dengan motif naga, karena orang lebih mudah menyebutnya dari Singkawang.

Kelima Penjuru sendiri meliputi Nyarumkup, Condong, Mangrove, Sedau dan Cisadane.

“Kami sangat menginginkan perhatian PLN, terlebih di tempat membatik kawasan mangrove yang terbuka masih manual pengerjaannya, karena belum adanya listrik,” tukasnya.

Yang jelas ditegaskan Priska dari beberapa kampung batik yang dirintisnya tidak terlepas dari kestabilan listrik PLN yang dapat mempercepat proses membatik dengan hasil lebig bagus dangan menggunakan kompor minya tanah.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *