Pontianak, InfoKalimantan – Euforia malam Takbiran Idul Fitri 1443 Hijriah, warga dari berbagai pelosok Kalimantan Barat lebih memilih menyaksikan Permainan Tradisional Meriam Karbit di tepian Sungai Kapuas.
Momen ini tidak disia-siakan warga, dimana sebelumnya warga sulit sekali menikmati malam takbiran dengan menyaksikan permainan Meriam Karbit, akibat adanya larangan dari pemerintah, karena dampak dari Covid 19.
Seperti yang diungkapkan Nevi warga Desa Punggur Kabupaten Kuburaya yang secara kebetulan juga membawa serta keluarga. Meski tahun ini tidak ada festival Meriam Karbit, namun dikatakan Nevi, permainan Meriam karbit kali ini masih tetap seru dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Nevi berharap, kedepan pemerintah bisa menyelenggarakan Festival Meriam Karbit seperti pada tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi. Menurutnya, dengan adanya festival Meriam karbit ini, justru semakin meriah sekaligus melestarikan permainan ini.
“Senang lah, kan sebelumnya dak ada kek gini. Kalau bisa sih, ada festivalnya biar lebih seru,” ungkapnya, Minggu (01/05/2022).
Sementara itu, salah seorang Pengurus Meriam Karbit Setia Tambelan Jalan H. Abu Naim, Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur Candra mengungkapkan, meski tanpa festival, pihaknya tetap berupaya menampilkan permainan Meriam karbit yang menarik. Apalagi, untuk memaikan Meriam karbit kali ini, pihaknya menggunakan biaya secara mandiri.
“Sampai sekian kalinya ini belum ada sumbangsihnya, karena dak ada festival. Kalau ada festival, biasanya dibantu pemerintah,” imbuhnya.
Lebih lanjut Candra berharap, ada tidaknya festival Meriam karbit, pemerintah harus memberikan perhatiannya dan ikut andil. Apalagi, Permainan Meriam Karbit ini sudah masuk dalam cagar budaya Kota Pontianak yang patut di lestarikan.
“Kami harap pemerintah ikut andil lah. Apalagi, Meriam karbit kan sudah masuk sebagai cagar budaya, jadi ya untuk pelestariannya,” pungkasnya.