Singkawang, Infokalimantan – Sebanyak 12 Ragam Corak Melayu (RCM) dan Ragam Corak Dayak Salako (RCDS) Kota Singkawang akan diluncurkan pada Rabu (1/6/2022) mendatang. Masing-masing enam RCM dan enam RCDS khas Singkawang ini, bakal menjadi pembeda dari corak Melayu dan Dayak daerah lain.
Salah satu gedung bersejarah di Kota Singkawang yang juga cagar budaya itu, bakal digunakan sebagai tempat peluncuran Ragam Corak Melayu (RCM) dan Ragam Corak Dayak Salako (RCDS) Kota Singkawang.
Menurut Andi Suprapto, selaku konseptor dan desainer RCM dan RCDS Singkawang, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji bersama istri yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kalbar Lismaryani, dijadwalkan hadir saat peluncuran.
Andi yang juga Ketua Penggiat Ragam Corak Nusantara (Peracontra) menjelaskan, hal yang melatarbelakangi launching RCM dan RCDS Kota Singkawang.
“Bermula dari satu pertanyaan sederhana, yakni apa yang membedakan Melayu dan Dayak Kota Singkawang dengan Melayu dan Dayak di daerah lainnya,” jelasnya.
“Karena selama ini Melayu dan Dayak Singkawang belum memiliki identitas yang menjadi ciri khasnya tersendiri,” sambung pria kelahiran Singkawang itu.
Ia memulai proses rancangan untuk RCM dan RCDS. Cara yang pertama dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data.
“Pertama observasi dilakukan untuk menemukan flora yang unik yang akan dijadikan sebagai simbol dari melayu Singkawang,” katanya.
Selanjutnya, jelasnya, setelah observasi maka dilakukan wawancara mendalam kepada tokoh-tokoh budaya. Dimana nantinya para tokoh inilah yang akan memberikan masukan-masukan untuk bagaimana proses selanjutnya.
“Yang ketiga kami laksanakan FGD (focus group discussion) yang melibatkan orang-orang kompeten sehingga data dari observasi dan wawancara mendalam itu lebih terlengkapi,” terang Andi yang juga dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) di beberapa kampus ternama di Jakarta itu.
Kemudian setelah itu, di tahap akhir Andi menggunakan studi kepustakaan. Dengan mengumpulkan literatur serta buku-buku yang mampu menjelaskan dasar-dasar dari budaya melayu dan dayak salako Singkawang.
“Untuk perancangan ragam corak Dayak Salako Singkawang kami menggunakan dan memanfaatkan serta mengembangkan elemen-elemen estetis yang ada dan sudah terbiasa dipakai oleh masyarakat Dayak Salako. Seperti tangkit, tombak dan sebagainya,” paparnya.