Kalbar Dapat Obat Penawar Racun Pasien Gagal Ginjal Akut

  • Whatsapp
Pakons Hotel

Pontianak, InfoKalimantan – Pasca ditemukannya kasus suspek gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak pada Kamis (27/10/2022), Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kalbar terus bergerak cepat untuk mengusahakan pertolongan terhadap pasien.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Kalbar, Hary Agung Tjahyadi mengungkapkan, salah satu upayanya mengajukan permohonan untuk mendapatkan antidotum atau penawar ke Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

Read More

“Di Indonesia antidotum sangat sedikit, kita dikirim dua vial. Mudah-mudahan kita berdoa dengan antidotum ini bisa membantu keselamatan anak tersebut,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Hary Agung Tjahyadi saat diwawancarai pada Senin (31/10/2022).

Untuk diketahui, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) telah berupaya mencarikan antidotum dan ada antidotum dari Singapura dan Jepang yang dimasukkan ke Indonesia untuk penanganan kasus gagal ginjal akut. Dengan berbagai upaya yang dilakukan Provinsi Kalbar telah mendapatkan antidotum pada Senin (31/10/2022) dalam bentuk Fomepizol.

“Pada pukul 14.00 sudah kita masukkan obat penetralisir keracunan diethylene glycol-DEG dan ethylene glycol-EG tersebut,” jelasnya.

Hary mengungkapkan, hingga kini perkembangan satu pasien suspek gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak usia delapan tahun. Secara hasil laboratorium penyelidikan epidiomologi dapat dikategorikan sebagai probable ginjal akut yang progresif atipikal. Artinya dari kondisi yang dialami dan hasil penyelidikan epidiomologi terkait riwayat penggunaan obat memang menuju ke arah ginjal akut yang progresif atipikal.

“Sudah kita laporkan ke Kemenkes terkait satu pasien ini,” kata Hary.

Ia menyebutkan pasien tersebut dikategorikan probable karena dalam kasus tersebut sebelumnya tidak ada riwayat kelainan ginjal atau penyakit ginjal kronis.

Lalu kondisi pasien disertai dengan gejala prodomal seperti demam, diare, muntah, batuk, pilek. Serta dalam pemeriksaan laboratorium adanya peningkatan ureum kreatin lebih dr 1,5 kali.

“Sedangkan untuk sampel darah, serum, swab rectal, oro dan naso sudah kita kirim ke BKPK Kemenkes untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna penegakkan diagnosa akhir,” sebutnya.

Hary Agung menjelaskan, pihaknya juga telah mendapatkan obat-obatan yang digunakan pasien selama pengobaan mandiri. Obat-obatan tersebut kini menurutnya sudah dikirim untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi ke laboratorim DKI Jakarta sebagai rujukan.

Berdasarkan penyelidikaan epdiomologi sebelum pasien masuk rumah sakit yakni sejak 7 hingga 14 Oktober.

Pasien tersebut memang mengalami demam batuk dan pilek. Lalu diketahui pasien tersebut mengkonsumsi salah satu obattermasuk kadar DEG dan EG diatas ambang batas normal.

“Obat batuk demam yang digunakan anak tersebut selama berobat mandiri salah satunya obat yang sudah dilarang karena kandungan DEG dan EG melebihi batas ambang normal,” katanya.

“Ini sudah kita laporkan semua obat-obatan yang digunakan kita kirim ke Kemenkes untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi,” tambahnya.

Hary Agung menjelaskan hingga kini keadaan umum pasien tersebut masih ditangani intensif oleh dokter spesialis anak dan tim dokter lainnya diruang PICU RSUD dr Soedarso dengan kondisi belum ada perubahan.

Kesadaran pasien masih menurun, lalu tanda-tanda vital baik tekanan darah kemudian pernafasan belum stabil.

Dikatakan Hary hingga kini ini pernapasan pasien tersebut masih dibantu alat bantu pernapasan atau ventilator. Untuk volume air kencing ketika masuk ke rumah sakit memang anuriea atau tidak ada pengeluaran air kencing sama sekali.

Selanjutnya setelah beberapa hari dirawat sudah mulai keluar kencing akan tetapi volumenya sangat sedikit.

“Ini kita upayakan oleh tim medis di RSUD dr Soedarso untuk berupaya semaksimal mungkin,” ungkapnya.

Hary Agung mengatakan hingga kini berdasarkan pelaporan sistem informasi rumah sakit dan surveillance yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota se Provinsi Kalbar.

Dirinya memastikan masih belum ditemukan adanya penambahan kasus suspek dugaan ginjal akut yang progresif atipikal baru di Provinsi Kalbar.

“Sampai hari ini belum ada penambahan kasus suspek dugaan ginjal akut yang progresif atipikal,” ungkapnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *