Singkawang, InfoKalimantan – Assisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Singkawang, Yulianus Anus mengatakan kegiatan rembuk stunting yang di lakukan seluruh stakeholder mulai dari ibu-ibu PKK, TPK, Kades atau Lurah, Camat, OPD Kota Singkawang, Perguruan Tinggi, Ormas serta tokoh masyarakat itu sangat penting dilakukan guna mencanangkan dan membangun komitmen bersama dalam upaya konvergensi pencegahan dan penurunan stunting dan membangun Sumber Daya Manusia Kota Singkawang.
“Rembuk stunting yang kami lakukan itu untuk memantapkan koordinasi, komunikasi dan sinergi semua pihak yang terlibat dalam kovergensi percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Kota Singkawang,” kata Yulianus di Singkawang, Jumat (19/5/2023).
Yulianus mengatakan, upaya pencegahan stunting terhadap anak-anak itu harus dilakukan bersama-sama karena ini menyangkut masa depan kemajuan Kota Singkawang dan Kalimantan Barat serta masa depan bangsa dan negara ini, karena anak-anak itu merupakan generasi penerus.
“Anak-anak kita saat ini merupakan masa depan kita, dan bagaimana kita bisa menuju masa depan Indonesia emas di 2045 kalau anak-anak kita saat ini mengalami stunting. Di mana stunting ini tidak hanya mengganggu perkembangan fisik si anak akan tetapi juga mengganggu kesehatan dan juga mengganggu perkembangan daya pikir yang sangat rendah,” kata Yulianus.
Sementara itu, Penata Kependudukan dan KB Ahli Madya BKKBN Kalbar, Muslimat menambahkan, rembuk yang dilakukan itu selain untuk memantapkan koordinasi, komunikasi dan sinergi semua pihak, juga untuk melakukan evaluasi apa-apa kelemahan penanganan stunting yang perlu lebih di tingkatkan.
“Rembuk ini dilakukan mulai dari tingkat desa, kemudian tingkat kecamatan dan saat ini tingkat kabupaten. Semua di evaluasi mana yang kurang harus terus di tingkatkan agar kasus stunting di Singkawang dapat di cegah dengan baik. Kemudian nanti aksi pencegahan yang di lakukan dengan cara langsung ke sasaran yaitu by name by adress. Hingga saat ini, berdasarkan SGGI prevalensi stunting Kota Singkawang berada di angka 23, 5 persen dan berada peringkat ke empat terbawah Kalbar,” kata Muslimat.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Alexander berharap dari hasil rembuk stunting yang di lakukan ini, semua stakeholder Kota Singkawang yang terlibat dan berperan akan lebih aktif lagi secara bersama-sama melakukan pencegahan terjadinya kasus-kasus stunting.
“Kami berharap adanya formula yang jitu dari hasil rembuk stunting bersama ini, dalam upaya pencegahan stunting di Singkawang ini. Dan kami yakin dengan keterlibatan lintas sektoral dinas, instansi perusahaan swasta serta di bantu lagi oleh seluruh elemen masyarakat, dengan mengubah lingkungan bersih dan hidup sehat serta mempersiapkan generasi muda yang tangguh maka stunting di Singkawang dapat kita cegah,” kata Alexander.
Ia mengatakan jumlah stunting hingga sementara ini mencapai 671 anak yang sebelumnya berjumlah 668 anak. Penemuan anak yang menderita stunting merupakan optimalisasi secara massif penanganan stunting oleh Pemkot Singkawang.
“Saat ini kasus stunting di Singkawang yaitu sebanyak 671 anak yang kemarin 668 anak. Jumlah sasaran yang ditemukan berdasarkan SSGI sebesar 23,5 persen sehingga rasio harus ada 4.621 anak namun yang baru ditemukan 671 anak,” tutup Alexander.