Pontianak, InfoKalimantan – Tradisi khas Pontianak, Meriam Karbit, memiliki cara khusus dalam melakukan perawatan agar tahan lama dan bisa digunakan bertahun-tahun. Meriam yang terbuat dari batang kayu ternyata tidak bisa diletak dengan sembarangan.
Usman Hamzah, Ketua Umum Persatuan Pemuda Bansir, mangatakan bahwa batang meriam disimpan di dalam air yang tidak dangkal.
“Kita menurunkan meriam ke dalam air itu menunggu air pasang dulu. Kita apungkan meriam pakai drum lalu baru diseret ke tempat penyimpanan,” ucapnya, Sabtu (13/4/2024).
Menyimpan meriam juga harus melihat tempat-tempat yang tidak banyak kapang, atau cacing kapal, yaitu hewan pengebor dan pemakan kayu di dalam air.
“Menyimpan meriam itu jangan sampai dipinggir sungai karena bahaya kapang tadi, cuman akhirnya kita masukin meriam ke dalam parit-parit untuk menghindari hal tersebut,” jelas Usman lagi.
Di Gang Bansir 3 sendiri, terdapat enam meriam yang terdiri dari berbagai ukuran dengan rentang usia 4 – 13 tahun. Meriam-meriam tersebut di cat dengan warna yang cerah dan dilukis dengan corak khas dayak dan melayu.
Usman juga mengungkapkan bahwa akan ada rencana untuk membuat meriam-meriam baru untuk perayaan Idul Fitri tahun depan.
“Insya Allah tahun ini mungkin dekat-dekat pertengahan tahun kita sudah mulai cari kayu untuk buat meriam,” tutupnya.
