Pontianak, InfoKalimantan – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun meteorologi Kelas 1 Supadio Pontianak mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang akan terjadi di sebagian wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) pada tanggal 30 Mei sampai 1 Juni 2024.
Prakirawan cuaca BMKG statusin meteorologi Kelas 1 Supadio Pontianak Sutikno mengatakan, berdasarkan pantauan BMKG Supadio, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang akan terjadi di akhir Mei hingga awal Juni itu durasinya sangat singkat, namun biasanya disertai dengan hujan dengan intensitas ringan dengan durasi yang panjang dari sore hingga malam hari.
“Meski ditanggal itu terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, namun terjadinya potensi air pasang sangat kecil sekali, karena potensi air pasang akan terjadi pada tanggal 27 sampai 28 Mei 2024 antara pukul 22.00 sampai 00.00 tengah malam,” kata Sutikno, Senin (27/5/2024).
Sutikno menuturkan, hujan intesitas sedang hingga lebat ini berpotensi terjadi di Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas, Bengkayang, sebagian Kabupaten Landak, sedangkan untuk wilayah Kabupaten Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Ketapang dan Kayong Utara potensi hujannya hanya berintensitas ringan hingga sedang.
“Untuk wilayah Kalbar, potensi terjadinya El Nino dan La Nina sangat jauh sekali, namun Kalbar lebih banyak dengan kondisi cuaca lokal saja, karena beberapa hari lalu, El Nino di Kalbar cenderung ke netral, kondisi ini disebabkan terjadinya belokan-belokan angin yang sangat berdampak mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Kalbar,” ucap Sutikno.
Ia menjelaskan, masih tejadinya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih belum Nampak, karena berdasarkan pantauan radar BMKG, titik api hanya terpantau spot-spot (titik wilayahnya) saja dan belum tampak hot spot (titik api) nya.
“Untuk saat ini spot yang terpantau masih di wilayah Ketapang, namun masih belum ada perluasan maupun penyebaran hot spotnya, karena memang hujan masih cukup intens terjadi diwilyah Kalbar, terutama di daerah pesisir,” kata Sutikno, menjelaskan.